PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH
TERHADAP GURU MA NEGERI RAJAGALUH
KABUPATEN MAJALENGKA
ABSTRACT
The aims of this research are to find out: 1) the way used by principal in preparing the academic supervision; 2) the way used by principal in conducting the academic supervision; 3) the obstacles faced byprincipal in conducting the academic supervision. This research uses descriptive method with quantitative approach. The data collection is conducted by using observation, interview and documentation. The research is conducted at Islamic Senior High Scool (Madrasah Aliyah) Rajagaluh. The number of research object is 9 persons, 1 principal, 1 vice principal for academic affair and 7 teachers. The reseacrh result shows that the principal of Islamic Senior High School Rajagaluh have planned the academic supervision together with teachers. The supervision is conducted by visiting each class both individuals or in groups. The obstacles faced by principles in conducting the academic supervision is the lacking of money, and school infrastucture. Another obstacles are time and office duty because at school program and the program of Religion departement are not well organized. The programs planned and the implemetation of supervision are not guided well by the local authority. Morcover, the curriculum modification is being conducted.
A. PENDAHULUAN
Mengingat pentingnya peranan pendidikan bagi segenap insan dalam menempuh liku-liku hidup di dunia ini, sudah sepantasnyalah bagi setiap warga neagara Indonesia menyadari dan berusaha meningkatkan mutu pendidikan demi tercapainya tujuan sebagaimana yang diharapakan. Tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang_undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 (2003:5), adalah sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertjuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung juawab.
Tujuan pendidikan pedidikan nasional tersebut di atas dapat dicapai melalui pendidikan, salah satu di antaranya adalah lembaga pendidikan formal di sekolah. Sebenarnya seluruh masyarakat sangat menginginkan pendidikan yang bermutu, tetapi susah untuk meraihnya karena banyak faktor yang mempengaruhi dan mendukung keberhasilan proses belajar/mengajar (PBM), seperti faktor manusia dan sistem pemvelajaran di sekolah, termasuk kurikulum, guru, siswa, dan alat-alat pendidikan.
Profesi guru yang utama adalah mengajar, hal ini seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 (2005:2), yaitu: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Berasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa guru adalah pendidik profesional dalam melaksanakan tugasnya, disamping mengajar dan mendidik, juga harus mampu membimbing, melatih, mengarahkan serta menilai anak didik di sekolah. Tetapi kenyataan kadang-kadang tugas yang sangat mulia ini tidak dapat dilaksanakan dengan baoik dan sempurna karena banyak hambatan yang dihadapi, sehingga harapan masyarakat untuk mendidik anak-anaknya dalam mengembangkan potensi agar menjadi manusia unggul tidak dapat terpenuhi. Padahal, guru harus mampu melaksanakan kewajibannya membawa perubahan bagi kemajuan anak didik di sekolah. Hasil laporan penelitian Suryadi (1999:299) menyatakan, “Berhasilnya guru mengajar dan mendidik, akan tercermin dalam tingginya hasil belajar siswa.” Oleh karena itu, untuk berhasilnya proses belajar mengajar (PBM) kepala sekolah harus mengadakan supervisi terhadap guru supaya memperoleh hasil yang baik.
Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru sungguh besar pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena ada peningkatan kemampuan profesional bagi guru sehingga dapat diterapkan dalam PBM. Dengan demikian, kepala sekolah ahrus meningkatkan kemampuan profesional guru, melalui pelaksanaan supervisi akademik terhadapnya, berarti kepala sekolah harus bertugas sebagai supervisor.
Dalam hal ini Rohani dan Ahmadi (1991:73) menguraikan tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah:
1. Merancang, mengarahkan dan mengkoordinir semua aktifitas, agar sekolah berjalan dengan baik menuju tercapainya tujuan sekolah.
2. Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh semangat dan kegembiraan.
3. Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib, dan giat.
4. Menjaga suasana baik dalam sekolah antar guru, antar murid, antar pegawai, antar kelas, sehingga tercapai tujuan kekeluargaan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui supervisi akademik kepala sekolah dapat membina guru-guru dalam merumuskan tujuan pengajaran serta meningkatkan keterampilan mengajar sehingga PBM dapat terlaksana dengan baik, penuh semangat dan disiplin tinggi. Dengan supervisi akademik kepala sekolah dapat meningktkan motivasi kerja guru yang lebih bergairah lagi dari sebelumnya. Oleh karena itu, kepala sekolah sebelum melaksanakan supervisi harus menyusun perogramnya terlebih dahulu.
Untuk mencapai tujuan seperti tersebut di atas,banyak cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru. Sehubungan dengan masalah ini, Soeripto dan Kosasi (2000:242) mengemukakan,”Pendekatan itu antara lain adalah: 1) pendekatan humanistik, 2) pendekatan kompetensi, 3) pendekatan klinis, dan 4) pendekatan profesional.”
Jika cara-cara tersebut dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor terhdap guru-guru, akan terjadi perubahan-perubahan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga tujuan pengajaran akan tercapai, siswa akn berhasil dalam meraih prestasi belajar memiliki sumber daya manusia (SDM) yang tinggi. Di samping teknik supervisi tersebut di atas, dapat juga dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas, yaitu memantau guru dalam melaksanakan PBM.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kepala sekolah sering mengabaikan tugasnya dalam melakukan supervisi akademik. Problema yang sering dihadapi guru akan bertambah, lama-kelamaan semakin berkembang sehingga susah untuk diperbaiki kembali, mutu pendidikan tidak mencapai kemajuan, bahkan lebih rendah dari sebelumnya. Berkaitan dengan hal ini, Taruna (2001:73) mengemukakan bahwa “kepala sekolah di Indonesia tidak berbuat untuk kepentingan proses belajar mengajar, melainkan berbuat banyak untuk urusan adminoistrasi dan kedinasan.” Ini-lah salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan dewasa ini karena kepala sekolah tidak sanggup melaksanakan tugasnya sebagai supervisor sehingga guru-guru menghadapi beerbagai macam persoalan dalam PBM yang dapat merugikan anak didik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul: Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah terhadap Guru MA Negeri Rajagaluh Kabupaten Majalengka, yang tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui cara kepala sekolah menyusun program supervisi akademik terhadap guru-guru MA Negeri Rajagaluh.
2. Untuk mengetahui cara pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru-guru MA Negeri Rajagaluh.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi kepla sekolah dalam melaksakan supervisi akademik terhadap guru-guru MA Negeri Rajagaluh
Manfaat penelitian adalah:
1. Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi para kepala sekolah sebagai supervisor dan yang beertugas sebagai pengawas dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru.
2. Penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka membantu supervisor menghadapi kesulitan saat melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Defenisi Supervisi Akademik
Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. (Daresh, 1989). Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan mampuan profesionalismenya.
Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya (Sergiovanni, 1987). Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik.
Dapat dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebihdahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya. Namun satu hal yang perlu ditegaskandi sini, bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya.
Dengan demikian, melalui supervisi akademik guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya Alfonso, Firth, dan Neville (1981)
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik.
1) Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensialsupervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit,bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yangbaik dan cocok bagi semua guru (Glickman,1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan professional serta karakteristik personal gurulainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh,1989).
2) Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
3) Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasibelajar bagi murid-muridnya. Secara rinci, tujuan supervise akademik akan diuraikanlebih lanjut berikut ini.
Sumber: (http://id.shvoong.com/socials ciences/education/2025213-supervisi-akademik/)
2. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980). Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
v (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
v (Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalamkelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?,aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yangbermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalammencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimanacara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannyadengan sebaik-baiknya.
sumber:(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025213-supervisi-akademik)
Menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik adalah sebagai berikut:
1) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melaluikunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
3) Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981) Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagisupervisi akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya.
Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik.
Perilaku supervisi akademik secara langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap perilaku guru. Ini berarti, melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola proses belajar mengajar. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik itu akan mempengaruhiperilaku belajar murid. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa tujuan akhir supervise akademik adalah terbinanya perilaku belajar murid yang lebih baik
Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.
3. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Setelah tujuan-tujuan pembinaan keterampilan pengajaran berdasarkan kebutuhan-kebutuhan pembinaan yang diperoleh melalui analisis kebutuhan, kepala sekolah menganalisis setiap tujuan untuk menentukan bentuk-bentuk teknik dan media supervisi akademik yang akan digunakan. Menurut Gwynn (1961), teknik-teknik supervisi bila dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Tujuan pengembangan strategi dan media supervisi akademik ini adalah sebagai berikut.
a. Mendaftar pembinaan-pembinaan keterampilan pengajaran yang akan dilakukandengan menggunakan teknik supervisi individual.
b. Mendaftar pembinaan keterampilan pengajaran yang akan dilakukan melaluiteknik supervisi kelompok.
c. Mendaftar mengidentifikasi dan memilih teknik dan media supervisi yang siap digunakan untuk membina keterampilan pengajaran guru yang diperlukan.
Setelah mengembangkan teknik dan media supervisi akademik, mulailah dilakukan pembinaan keterampilan pembelajaran guru dengan menggunakan teknik dan media tertentu sebagaimana telah dikembangkan.
C. METHODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan methode deskriftif karena informasi yang dibutuhkan berada dalam kondisi yang berlaku sekarang, sesuai dengan pendapat Surachmad (1996:139) yaitu: “Penyelidikan diskriftif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masasekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode penyelidikan diskriftif lebih merupakan istilah umum yang mencakupberbagai teknik diskriftif”.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu sebagai pendekatan berdasarkan pertimbangan bahwa kepala sekolah dengan bermacam cara harus melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru di sekolahnya, agar guru-guru dapat meningkatkan kemampuan profesional PBM dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Negeri Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu yang relatif sangat singkat, yakni pada pertengahan april sampai dengan awal mei 2011.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA Negeri Rajagaluh kabupaten Majalengka dengna jumlah guru sebanyak 49 orang. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini sebanyak 9 orang, terdiri dari 1orang kepala sekolah 1 orang wakil kepala bidang akademik dan guru senior 7 orang.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk meperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya untuk lebih cermat dalam pengumpulan data digunakan alat bantu (instrumen), yitu pedoman observasi, pedoman wawancara dan studi dokumentasi.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, semua data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, diolah dengan tiga tahap yaitu: reduksi data, display data, serta kesimpulan dan verifikasi.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Cara Kepala Sekolah Menyusun Program Supervisi Akademik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wakil kepala sekolah bidang akademik MA Negeri Rajagaluh sebelum melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru, sudah menyusun programnya terlebih dahulu dengan cara ,melibatkan guru-guru senior dan guru bidang studi setiap semester untuk bidang studi masing-masing, yaitu: bidang studi Qur’an Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Sosiologi, Ekonomi Akuntansi, Geografi, Olahraga Kesehatan, Kesenian. Penyusunan program supervisi akademik sesuai urutan bidang studi dengan jadwal seminggu sekali kegiatan secara individu maupun kelompok.
Kepala MA Negeri Rajagaluh telah menyusun programnya dengan cara sistematis dan memiliki rumusan yang jelas baik tujuan maupun alat-alat yang diperlukan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan supervisi akademik tidak sia-sia, tetapi dapat meningkatkan motivasi kerja guru yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Cara Kepala Sekolah Melaksanakan Supervisi Akademik
Di MA Negeri Rajagaluh telah melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru, menurut program yang telah disusun sebagaimana yang dianjurkan oleh atasannya. Semua gurur-guru mendapat giliran yang sama untuk disupervisi sesuai dengan jenjangnya, mulai dari guru-guru senior sampai guru-guru bidang studi. Adapun cara yang ditempuh adalah cara (teknik) humanistik bukan mencari-cari kesalahan, melainkan sungguh-sungguh membantu guru-guru untuk dapat bekerja yang lebih bagus dan terarah dalam melaksanakan tugasnya. Dalam pelaksanaannya terdapat pembagian tugas antara kepala dengan wakil kepala bidang akademik, yang melaksanakan supervisi adalah wakil kepala bidang akademik, sedangkan kepala sekolah menindak lanjuti hasil supervisi. Dalam rangka menindak lanjuti hasil supervisi ini kepala sekolah memanggil semua guru bidang studi secara perorangan ataupun kelompok untuk diberikan pengarahan dan bimbingan agar terdapat perubahan yang mengarah kepada perbaikan sehingga tercapai keberhasilan PBM.
3. Hambatan dalam Melaksanakan Supervisi Akademik
Hambatan yang sering dihadapi oleh kepala MAN Rajagaluh dalam rangka melaksakanakan supervisi akademik erhadap guru-guru selalu ada, hambatan tersebut berupa dana, sarana prasarana yang belu memadai selain masalah waktu yang tidak sesuai dengan rencana. Misalnya pada hari yang telah dijadwalkan rapat penyusunan program, kemudian mendapat undangan dari Kantor Kemenag Kabupaten sehingga pelaksanaan penyusunan program tertunda, demikian juga halnya pada waktu pelaksanaan supervisi. Selain itu juga masalah kemampuan dan kesiapan guru-guru dalam menerima supervisi. Karena hambatan semacam inilah akhirnya pelaksanaan supervisi tergeser dari program yang telah ditentukan.
E. KESIMPULAN
1. Cara-cara Kepala Madrasah Aliyah Negeri Rajagaluh menyusun supervisi terhadap guru-guru yaitu dengan cara musyawarah bersama Wakil Kepala Madrasah bidang akademik dan melibatkan guru-guru senior. Adapun program yang disusun mengenai jadwal pelaksanaan supervisi dilakukan pada awal tahun ajaran, teknik supervisi yang direncanakan dengan cara individu dan kelompok. Selanjutnya rencara menindak-lanjuti hasil supervisi dengan memberi bimbingan dan pengarahan secara tatap muka. Berarti supervisor sebelum melaksanakan tugas sudah ada program untuk dijadikan pedoman pada saat terjun kelapangan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru. Tetapi Kepala MA Negeri Rajagaluh tidak menyusun sendiri program supervisi, sepenuhnya diserahkan pada Wakil Kepala Madrasah bidang akademik dan guru-guru senior.
2. Cara-cara Kepala Madrasah Aliyah Negeri Rajagaluh melaksanakan supervisi akademik terhadap guru-guru yaitu dengan membagi tugas, wakil kepala madrasah melaksanakan supervisi terhadap guru-guru senior, dan guru-guru senior melaksanakan supervisi terhadap guru-guru bidang studi, kemudian guru-guru bidang studi melaksanakan supervisi terhadap guru-guru bantu, satu bulan sekali melaksanakan supervisi menurut bidang studi, satu tahun seorang guru mendapat satu giliran, dengan teknik individu/kelompok yaitu dengan cara mengunjungi kelas secara kekeluargaan, terbuka sehingga guru-guru tidak merasa takut, setelah itu bila terdapat kekurangan-kekurangan langsung dibeikan tindak lanjut. Tetapi Kepala MA Negeri Rajagaluh tidak melaksanakan sendiri supervisi akademik terhadap guru-guru, semuanya ditugaskan kepada Wakil Kepala Madrasah bidang akademik dan guru-guru senior karena adanya pembagian tugas bagi semua guru.
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi supervisor dalam merlaksanakan supervisi akademik diantaranya dana, sarana dan prasarana yang belum mencukupi, waktu yang kadang-kadang supervisor tidak sempat melaksanakan supervisi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan karena banyaknya tugas lain, disamping itu SDM yang masih kurang dalam bidang supervisi sehingga belum dapat melaksanakan dengan sempurna sebagaimana yang telah dianjurkan baik dalam menyusun program, melaksanakan dan menindak lanjuti, seperti terjadinya perubahan kurikulum merupakan suatu kendala bagi supervisor karena banyaknya guru yang belum siap menerima untuk dilaksanakannya supervisi terhadap dirinya.
E. DAFTAR PUSTAKA
A.M , Sardiman (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Azhari, A. (2003). Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Rian Putra.
Bafadal, I. (1992). Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Burhanudin (1994). Analisis Administrasi Manajeman dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Daryanto, H. M. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. (1988). Metode Research. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rohani, A. dan Ahmadi, A. (1991). Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Soetjipto dan Kosasi, R. (2000). Profesi Keguruan. Jakarta: Depdikbud dan Rineka Cipta.
Surachmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2025213-supervisi-akademik)
(http://id.shvoong.com/socials ciences/education/2025213-supervisi-akademik/)
.